Monday, July 22, 2019

EMBOLI AIR KETUBAN

ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN

A. Defenisi 
Emboli cairan ketuban ialah penyumbatan arteri pulmoner (arteri paru-paru) ibu oleh cairan ketuban. Suatu emboli ialah suatu massa dari bahan asing yang ada di dalam pembuluh darah. Meskipun paling jarang terjadi, emboli dapat terbentuk dari cairan ketuban. Emboli ini hingga ke paru-paru ibu dan menyumbat arteri, penyumbatan ini dinamakan emboli pulmoner. 

Emboli air ketuban adalahmasuknya air ketuban dan komponen-komponennya ke dalam sirkulasi darah ibu. Komponen itu berupa unsur-unsur yang terdapat dalam air ketuban, contohnya lapisan kulit janin yang terlepas, rambut janin, lapisan lemak janin. Emboli air ketuban lazimnya terjadi pada permasalahan aborsi, khususnya jika dilaksanakan setelah umur kehamilan 12 minggu. Emboli air ketuban merupakan permasalahan yang riskan yang dapat membawa pada kematian. Untuk yang selamat, bisa terjadi efek samping laksana gagguan saraf. 

B. Epidemiologi 
Emboli air ketuban ialah salah satu situasi paling katastropik yang bisa terjadi dalam kehamilan. Kondisi ini amat jarang 1:8000-30.000 dan sampai ketika ini mortalitas maternal dalam masa-masa 30 menit menjangkau angka 85%. Meskipun telah diselenggarakan perbaikan sarana ICU dan pemahaman tentang hal-hal yang bisa menurunkan mortalitas, kejadian ini masih tetap adalahpenyebab kematian ke III di negara berkembang. 

C. Etiologi 
Patofisiologi belum jelas diketahui secara pasti. Diduga bahwa terjadi kehancuran penghalang fisiologi antara ibu dan janin sampai-sampai bolus cairan amnion menginjak sirkulasi maternal yang selanjutnya masuk ke dalam sirkulasi paru dan menyebabkan: 
Kegagalan perfusi secara pasif 
Bronchospasme 
Renjatan 
Akhir-akhir ini di duga bahwa terjadi sebuah peristiwa syok anafiklaktik dampak adanya antigen janin yang masuk ke dalam sirkulasi ibu dan mengakibatkan timbulnya sekian banyak  manifestasi klinik. 
D. Faktor Resiko 
Emboli air ketuban bisa terjadi setiap ketika dalam kehamilan tetapi sebagian besar terjadi ketika inpartu (70%), pasca persalinan (11%) dan sesudah Sectio Caesar (19%). 

Faktor resiko: 
Multipara 
Solusio plasenta 
IUFD 
Partus Presipitatus 
Suction curettahge 
Terminasi kehamilan 
Trauma abdomen 
Versi luar 
Amniosentesis 
E. Gambaran Klinik 
Gambaran klinik lazimnya terjadi secara seketika dan diagnosa emboli air ketuban mesti kesatu kali dipikirkan pada pasien hamil yang tiba-tiba merasakan kolaps. Pasien bisa memperlihatkan sejumlah gejala dan tanda yang bervariasi, tetapi umumnya fenomena dan tanda yang terlihat ialah segera sesudah persalinan selesai atau menjelang akhir persalinan, pasien batuk-batuk, sesak, megap-megap dan kadang ‘cardiac arrest’. 

F. Diagnosis 
Diagnosa pasti diciptakan postmortem dan dijumpai adanya epitel skaumosajanin dalam vaskularisasi paru. Konfirmasi pada pasien yang sukses selamat ialah dengan adanya epitel skaumosa dalam bronchus atau sampel darah yang berasal dari vertikel kanan pada kondisi akut tidak terdapat temuan klinis atau laboratoris untuk mendirikan atau menyingkirkan diagnosa emboli air ketuban, diagnosa ialah secara klinis dan pre eksklusionum. 

G. Penatalaksanaan 
Penatalaksaan primer mempunyai sifat suportif dan diserahkan secara agresif. 
Terapi awal ialah memperbaiki cardiac output dan menanggulangi DIC. 
Bila anak belum lahir, kerjakan Sectio Caesar dengan daftar dilakukan setelah suasana umum ibu stabil. 
X ray torak menunjukkan adanya edema paru dan meningkatnya ukuran atrium kanan dan ventrikel kanan. 
Laboratorium: asidosis metabolik (penurunan PaO2 dam PaCO2) 
Terapi tambahan: 
Resusitasi cairan 
Infuse dopamin untuk membetulkan cardiac output 
Adrenalin untuk menanggulangi anaflaksis 
Terapi DIC dengan fresh froozen plasma 
Terapi perdarahan pasca persalinan dengan oksitosin 
Segera rawat di ICU. 
Sumber 
1. Winkjosastro. Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta;2002.
2. Cunningham. Obstetric Williams. penerbit kitab kedokteran ECG, Jakarta;2006.
3. IBG Manuaba dkk. Pengantar Kuliah Obstetri. EGC. Jakarta;2006